Siapa Penemu Nasi Tumpeng – Sampai saat ini tidak ada informasi rinci terkait penemu nasi tumpeng yang sesungguhnya. Akan tetapi sudah diketahui secara umum bahwa tumpeng merupakan salah satu makanan khas dari masyarakat Jawa. Hal ini dilakukan karena masyarakat yawa percaya bahwa tumpeng sudah menjadi tradisi nenek moyang dari zaman dahulu.
Siapa Penemu Nasi Tumpeng? Inilah Awal Mula Pengguaannya!
-
Tumpeng untuk Persembahan pada Gunung
Dulunya nasi tumpeng sudah ada di masyarakat Jawa dan sekitarnya seperti Madura dan Bali. Tumpeng menjadi makanan persembahan untuk gunung sebagai pertanda penghormatan kepada leluhur yang telah mendiami Gunung itu. Persembahan ini sudah terjadi dari zaman nenek moyang sebelum masuknya agama ke Indonesia. Lalu datanglah Hindu sehingga menjadi salah satu agama yang masuk ke Indonesia.
Kemudian secara perlahan pembuatan dan perayaan yang menggunakan tumpeng mengalami beberapa perubahan seperti bentuk nasi yang digunakan. Bentuk kerucut nasi tumpeng baru dimulai saat memasuki era agama Hindu.
Kerucut pada nasi tumpeng tersebut digunakan sebagai bentuk tiruan Gunung Mahameru yang menjadi lokasi bersemayamnya dewa-dewi. Namun ketika Islam sudah masuk ke Indonesia proses pembuatan nasi tumpeng juga disesuaikan kembali. Hal ini dilakukan agar tumpeng lebih sesuai dengan kaidah dan aturan di dalam agama Islam.
Hingga akhirnya jadilah bentuk dan rupa tumpeng secara tradisional seperti yang dilihat sampai saat ini. Nasi tumpeng biasanya digunakan pada perayaan tertentu misalnya kenduri, syukuran, pernikahan, kematian, dsb.
-
Perkembangan Nasi Tumpeng
Siapa penemu nasi tumpeng di Jawa sebenarnya belum dipastikan dengan jelas siapa nenek moyang yang dulunya menemukan ide nasi tumpeng. Namun satu hal yang dapat dipastikan adalah tumpeng dikenal pertama kali di pulau Jawa.
Dulu masyarakat seringkali membuat tumpeng untuk disajikan di beberapa acara besar seperti pesta kelahiran atau pernikahan. Tumpeng juga sering digunakan sebagai simbol keberuntungan dan kebahagiaan. Nasi tumpeng telah dipercaya masyarakat mampu membawa kebahagiaan dan keberuntungan.
Pertama kali tumpeng muncul di abad ke-15 ketika para raja di daerah Jawa Tengah memakan hidangan ini sebagai simbol keselamatan dan kebahagiaan. Karena itulah dalam kebudayaan Jawa mempercayai tumpeng untuk membawa keberkahan dan menyambut para arwah leluhur.
Dengan seiring perkembangan zaman akhirnya penggunaan nasi tumpeng pun mulai tersebar di seluruh daerah di Indonesia. Yang unik adalah nasi tumpeng yang ada di setiap daerah mempunyai nama berbeda sehingga menawarkan ciri khasnya masing-masing. Nasi tumpeng di Jawa Tengah dikenal dengan sebutan nasi humpeng sementara itu di Jawa Timur lebih dikenal dengan nasi uduk.
Saat ini nasi tumpeng sudah mengalami banyak perkembangan hingga tersedia di berbagai restoran di Indonesia. Bahkan saat mengadakan acara formal seperti acara keluarga, pertemuan bisnis dan berbagai perayaan lainnya juga menghidangkan nasi tumpeng.
Sering Digunakan Sebagai Simbol Kemakmuran
Meskipun tidak diketahui siapa penemu nasi tumpeng di Indonesia tetapi masakan ini pertama kali berkembang di Jawa. Karena itulah tumpeng dipercaya mempunyai makna simbolik yang sangat kuat di masyarakat Jawa.
Tumpeng adalah nasi yang ditumpuk dengan bentuk bulat dan tinggi di bagian tengah sebagai simbol yang membawa makna keberuntungan dan kebahagiaan. Simbol kebaikan ini bisa didapatkan dengan cara membagikan keberuntungan dan kebahagiaan pada orang lain.
Nasi tumpeng juga menjadi bagian penting dari sejarah dan budaya Indonesia yang masih kental. Apabila memakan nasi tumpeng dan memahami filosofisnya akan lebih bermakna sehingga mampu memberikan pengalaman yang terasa menyenangkan.
Kesalahan Membagikan Nasi Tumpeng
Banyak sekali masyarakat yang masih awam dalam memperlakukan tradisi dan budaya pada nasi tumpeng. Orang-orang yang menyelenggarakan acara penting seringkali menggunakan nasi tumpeng dan memotong bagian atas dengan bentuk horizonta padahal cara ini sangatlah keliru.
Pada bagian puncak nasi tumpeng adalah simbol yang melambangkan Tuhan sementara itu bagian bawah sebagai lambang kawula-Nya. Dengan adanya kedua bagian tersebut maka nasi tumpeng merupakan simbol penyatuan antara Tuhan dan hamba.
Pemotongan nasi tumpeng bisa dibelah mulai bagian tengah dari dasar sampai ke puncaknya. Nasi tumpeng akan terpisah jadi dua bagian dan nantinya dikeruk dari bagian bawah ke atas. Hal ini dimaksudkan supaya bagian bawah dan atas tetap menyatu sehingga antara Tuhan dan hamba pun akan tetap menyatu.
Variasi Lauk Pendamping Yang Sering Disertakan
Meskipun belum diketahui siapa penemu nasi tumpeng namun masakan ini tetap dianggap sebagai tradisi yang digunakan oleh masyarakat Indonesia. Sesuai dengan tradisi yang ada nasi tumpeng yang berbentuk kerucut ini akan disajikan dengan dikelilingi oleh lauk pauk.
Namun tidak perlu khawatir karena lauk yang digunakan untuk nasi tumpeng tidak ada ketentuan baku. Tetapi terdapat beberapa jenis lauk yang seringkali ditambahkan pada nasi tumpeng seperti abon, perkedel, telur dadar atau goreng, kedelai goreng, daun seledri hingga timun.
Variasi yang sering ditambahkan yaitu serundeng, tempe kering, urap kacang panjang, lele goreng, ikan asin, dsb. Di dalam makna tradisional nasi tumpeng dianjurkan dihidangkan dengan lauk pauk yang terdiri dari hewan laut maupun darat serta sayur-mayur.
Dari setiap lauk tersebut mempunyai pengertian tradisional di dalam kebudayaan masyarakat Jawa dan Bali. Pasalnya lauk yang ditambahkan di sekeliling nasi tumpeng mempunyai makna tersendiri.
Falsafah Yang Terkandung Dalam Tradisi Tumpeng
Tumpeng memiliki falsafah yang berhubungan dengan kondisi geografis Indonesia khususnya di Pulau Jawa yang dikelilingi oleh gunung berapi. Tumpeng merupakan tradisi purba dari masyarakat Indonesia untuk memuliakan gunung yang dianggap suci.
Tumpeng juga menjadi salah satu bagian penting untuk perayaan kenduri tradisional. Pada acara syukuran, kenduri ataupun selamatan sesudah membaca doa terdapat tradisi tidak tertulis untuk memotong pucuk tumpeng. Kemudian bagian yang dipotong tersebut akan diberikan pada orang terhormat di acara tersebut.
Tumpeng menunjukkan rasa terima kasih dan rasa syukur dengan merayakan kerukunan ataupun kebersamaan. Acara yang menyajikan nasi tumpeng seringkali dikenal oleh masyarakat awam sebagai tumpengan.
Tidak diketahui siapa penemu nasi tumpeng pertama kali dan yang menciptakan ide ini tetapi tumpeng sudah ada sejak dulu di pulau Jawa. Nasi tumpeng mengalami banyak perkembangan sebagai bagian dari tradisi dan budaya masyarakat Jawa. Jika tertarik untuk juga menggunakan tumpeng sebagai bagian dari acara yang Anda lakukan segera hubungi Royal Tumpeng di 0812.8760.8239 atau email ke order@royaltumpeng.com.